Para pembaca puisi Sufi, pasti akan terpesona, bahkan mungkin terbawa, oleh bahasanya yang luar biasa indah, oleh keakraban dengan Sang Pencipta, oleh pengabaian yang tampak jelas pada semua hukum manusia.
Keajaiban cinta para Sufi kepada Sang Kekasih memancar dengan jernih, laksana terang yang diterangi cahaya indah. Mereka sedang jatuh cinta kepada Sang Tunggal, dan cinta mereka mewujud ke dalam lagu-lagu pujian dan ketakjuban yang begitu indah:
Aku mendengar dan terpikat;
ruhku bergegas untuk merengkuh
dekapan penerimaan Cinta,
karena suara itu begitu manis.
Kaum Sufi ... memiliki tujuan yang sama dan sederhana, yaitu untuk menjadikan hati mereka sebuah cermin yang suci bagi Tuhan. Cinta adalah tema kaum Sufi, Ilahi, Cinta Abadi, dan ke dalam lautan Cinta mereka merangkul pasrah tanpa berpikir panjang.
Dalam sebuah puisinya Rumi bernyanyi:
Ngengat-ngengat,
terbakar
oleh cahaya obor di wajah Sang Kekasih,
adalah
pecinta-pecinta yang berdiam di tempat suci.
Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk,
Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk,
ini karena
Pembawa Piala dan Sang Piala.
Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya,
Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya,
Dalam
pandangan yang jelas kulihat Dia berhadap-hadapan.
Simbolisme Sufi
Dalam membaca puisi kaum Sufi, haruslah diingat bahwa simbol-simbol cinta dan keindahan keduniawian dipergunakan secara bebas, namun makna yang sesungguhnya tersembunyi. Dan hal ini secara sengaja dilakukan untuk tetap menjaga rahasia cinta mistis mereka, agar duniawi tidak mencemooh. Tetapi kata-kata tertentu mulai memiliki makna yang mulai dikenal di kalangan mereka sendiri.
Misalnya:
Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta. Tidur adalah kontemplasi. Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi. Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir.
Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah simbol oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual dan Penjual anggur berarti seorang pemandu spiritual.
Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir.
Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq.
Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih. Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya. Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi.
Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta. Tidur adalah kontemplasi. Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi. Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir.
Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah simbol oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual dan Penjual anggur berarti seorang pemandu spiritual.
Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir.
Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq.
Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih. Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya. Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi.
Bulu halus
adalah dunia ruh-ruh suci yang paling dekat dengan Ketuhanan.
Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.
Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.
Sejarah mistisisme berisi banyak irama yang menggelora untuk Sang Mutlak, tetapi dalam puisi Sufi ada sebuah kekayaan yang khas, sebuah kedalaman, sebuah warna yang memikat dan mempesona. Puisi Sufi berlimpah kiasan dan kisah cinta, cerita-cerita tentang Laila dan Majnun, Yusuf dan Zulaikha, Salaman dan Absal, dimana kita mudah untuk membaca makna yang tersembunyi dari nafsu kepada Sang Illahi.
Tema tema cinta kaum Sufi begitu beragam, kita pernah mendengarkisah nyanyian burung bul-bul yang sedang jatuh cinta pada bunga mawar, ngengat yang bergirangan mengitari cahaya lilin, burung merpati yang gundah gulana karena kehilangan pasangannya, salju yang meleleh di padang pasir dan bergerak ke langit sebagai asap, tentang sebuah malam yang gulita di gurun bersarna seekor unta yang membeku kedinginan, tentang alang-alang yang tersobek dari akarnya menjadi sebuah seruling dengan nada sendu yang meneteskan air mata.
Begitu luas dan dalam hikmah yang dirajut kaum sufi dalam puisi-puisinya, semoga kita tidak hanya kagum dan terpesona, namun kita dapat menelusuri rahasia apa yang disembunyikan sang sufi dalam puisinya. Merujuk pada Kalam Ilahi “ Aku Adalah Khazanah yang Tersembunyi, dan Aku ingin di Ketahui”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar